Tidak mudah meluangkan waktu seorang Ayah yang sebagian besar waktunya disibukan mencari nafkah untuk buah hatinya ?
Memang saya sebagai seorang Ayah merasakan demikian. Seharian sibuk dikantor. Mau bercengkrama dengan buah hati kadang terhalang dengan kondisi badan yang sudah capek. Atau buah hati kadang sudah lelah tertidur.
Luangkan waktu untuk si kecil. Karena masa kanak-kanak tak bisa diulang.
Kalimat yang menginspirasi saya sehingga saya selalu mencoba meluangkan waktu buat anak-anak. Entah itu sekedar keliling dari gang ke gang ataupun bersenda gurau bersama. Terkadang saya membayangkan ketika buah hati saya gendong. Mereka selalu merasa nyaman. Dalam hati berkata memang benar mereka butuh kehadiran Ayah walaupun sekedar merasakan kehangatan pelukan.
Dalam hal karir pun ketika Saya ditempatkan dibeberapa kota saya selalu berusaha membawa anak istri. Karena saya ingin lebih dekat dengan anak-anak. Ingin mengikuti proses pertumbuhan buah hati dari tahap ke tahap.
Pernah saya mendengar curhatan seorang teman yang mengeluhkan perilaku saudaranya sehingga cukup merepotkan orang tuanya, dengan segala polah tingkah laku nya. Dia berkesimpulan karena kurangnya kehadiran sosok ayah dalam hidupnya.
Toh begitu kehadiran seorang anak sangat dirindukan bagi pasangan yang sudah berumah tangga. Memang saya rasakan berbeda ketika ada kehadiran anak dalam perjalanan berumah tangga.
Terkadang saya sebagai sesama seorang Ayah merasa sedih ketika mendengar cerita teman yang sedang bertugas jauh dari anaknya. Dan ketika pulang anak tidak memberi respon kebahagiaan karena kehadiran Ayah nya.
Dizaman yang serba canggih ini kita akan cukup mudah mencari informasi tentang pentingnya kedekatan ayah dengan anaknya baik ketika masa kanak-kanak ataupun pertumbuhan menjadi dewasa. Ternyata banyak yang menyatakan bahwa semakin anak-anak dekat dengan Ayahnya banyak hal positif bisa didapatkan : Kecerdasan anak meningkat, Anak merasa lebih percaya diri, dan masih banyak lagi.
Itu masih hanya sekedar teori saja, benar atau tidaknya saya perlu membuktikan nya. Hehe.
Sejauh perjalanan saya memiliki buah hati yang alhamdulillah sudah hampir empat tahun. Saya sangat menikmati dalam proses tumbuh kembang buah hati. Bisa mendengar kan curhatan nya, bisa membacakan cerita sebelum tidur, mengajarkan doa sehari-hari, menggendong, menyuapi makan, mengajarkan bersepeda, mengajarkan bergaul dengan baik, dll.
Terlepas dari semua teori kedekatan ayah dan anak. Saya hanya berharap. Kelak anak-anak Saya akan menolong saya di hadapan tuhan nanti. Bisa menjadi ladang pahala sebagai orang tua dan jembatan saya menuju surga.
Posting Komentar
Posting Komentar